ALUN-ALUN KOTA BANJAR
Memasuki bulan Ramadhan istilah
ngabuburit sangat erat sekali. Ngabuburit adalah mengisi waktu di sore
hari (ba’da Ashar) dengan berbagai jenis kegiatan, biasanya berupa
hiburan,jalan2 atau nongkrong sembari menunggu waktu berbuka shaum.
Di Kota Banjar kegiatan ngabuburit
paling populer adalah jalan2 ke Alun-alun kota, sekedar membeli jajanan
kuliner khas Ramadhan yang biasanya makanan untuk santap berbuka. Ada
banyak jajanan disana biasanya diserbu oleh anak-anak, ada cimol,
batagor, chakue, basgor,siomay, bakso, tempura, cireng, martabak,
gorengan, macam2 es dan kolak,dbl. Selain makanan disini juga ada
beberapa pedagang yang menjajakan pakaian, sandal,mainan, aksesoris2.
Dengan banyaknya pedagang dan pembeli tentu saja suasana disini seperti
di pasar.
Yang datang ke Alun-alun kota tidak
hanya untuk jajan saja. Bagi para abg biasanya alun-alun digunakan untuk
sekedar mejeng dan jalan-jalan. Selain itu bagi remaja-remaja yang
punya sense of ROHIS biasanya mereka berbelok ke Masjid agung
Baiturrahman, setiap bulan Ramadhan biasanya pihak DKM bekerjasama
dengan MUI dan FKPM (Forum Komunikasi Pelajar Muslim) mengadakan
kajian-kajian Islam yang biasanya diikuti oleh para remaja mulai dari
SMP sampe SMA.
Terus bagi yang dompet rada tebal,
biasanya mereka shoping ke Toserba Padjajaran. Disini lumayan lengkap
bagi yang ingin belanja fashion, kebutuhan rumah, foodcourt, atau arena
bermain.
Di sekitar alun-alun juga suka banyak
komunitas-komunitas remaja berkumpul. Sepemantauan saya biasanya
komunitas motor, komunitas sepeda biasanya menjejerkan kendaraannya
diparkir di bahu jalan atau trotoar, biasanya mereka nongkrong di
sekitaran POM Bensin.
Setiap sore hari warga kota Banjar
memang tumpah ruah ke pusat kota,khususnya alun-alun kota. Kendaraan
yang terparkirpun membludak sampai-sampai memakan badan jalan. Para
tukang parkirpun tidak ketinggalan mendapat untung di bulan Ramadhan,
baik yang resmi maupun yang abal2. Mereka semua menikmati berkahnya
bulan Ramadhan. Sirkulasi rupiah di lokasi ini memang pesat, tidak
memandang stara sosial, mereka saling membaur.
Suasana yang ramai ini, tentu memaksa
satuan polisi lalulintas harus ikut mengamankan jalanan, dan mengatur
arus lalu lintas. Salut pokonya kepada kepolisian kota Banjar, bila
keadaaan kota sangat ramai biasanya mereka turun ke jalan untuk
melancarkan lalu lintas. Ini hampir di semua spot kota, biasanya di
persimpangan-persimpangan baik yang bersinyal maupun tidak. Kadangkala
suka ada anak-anak pramuka membantu polisi untuk mengatur lalu lintas.
Selain mengerahkan para polisi ,
biasanya memasuki waktu sore hari jalanan kota banjar di buat satu jalur
di beberapa ruas jalan. Seperti di sebagian ruas jalan Perintis
kemerdekaan, jalan Merdeka, jalan Gudang. Hal ini diberlakukan tidak
lain untuk menguraikan keramaian/mengurangi konflik lalu lintas.
Di bulan Ramadhan beberapa komunitas dan
perusahan-perusahaan biasanya melakukan kegiatan sosial di sekitar
alun-alun dengan konser musik amal, konser nasyid, dan membagi-bagikan
makanan untuk berbuka. Nah kalo yang bagi-bagi makanan mereka sampai
turun ke jalanan di lampu merah. Sungguh kegiatan yang positif.
Yah, inilah sebagian cerita tentang
Alun-alun kota Banjar, setiap orang pasti memiliki pengalaman yang
berbeda-beda tentang “NGABUBURIT”